Selama enam puluh tahun lebih kemerdekaan Indonesia, belum ada hasil karya anak bangsa berupa mobil atau biasa disebut mobnas yang bisa dibanggakan, yang ada hanyalah mobil rakitan dalam negeri. Namun harapan tentang mobil nasional tampaknya mulai bersinar lagi akhir-akhir ini setelah pada Pameran Produksi Indonesia (PPI) 2009 di Kemayoran Jakarta menampilkan beberapa unit mobil karya anak bangsa, meskipun sebagian besar modelnya nggak ngejual namun effort untuk itu harus kita hargai.
Dan sebenarnya masih banyak mobil buatan anak bangsa lainnya yang tidak ikut tampil dalam acara itu seperti Marlip (Mobil listriknya Lipi), Gangcar (Mobil kecil buatan PT. DI). Dan kalau kita tengok ke belakang pada saat itu pernah ada Maleo, Timor serta Bakrie dari masa sebelum krisis ekonomi 1998 (Bimantara sengaja tidak saya masukkan karena mereka belum pernah benar-benar menciptakan sendiri Mobnas). Dan juga dari kalangan industri Militer bisa dibilang ikut menciptakan mobil nasional karena kendaraan militer sejenis Jip dan truk telah mereka hasilkan.
Untuk itu mari kita lihat masing-masing produk otomotif nasional tersebut ;
1. Maleo, dibidani oleh menristek BJ Habibie tahun 1996 dengan harga patokan ditarget tidak lebih dari 30 Juta agar terjangkau masyarakat, Habibie pun memutar otak untuk merancangnya mulai dari mesin yang berkapasitas 1300 cc, komponen lokal diatas 80%. Dan untuk mematangkan rencana tersebut dia menggandeng pabrikan mobil dari Australia untuk melakukan riset dengan satu unit mobil sebagai contoh telah dihasilkan. Namun sayang dana untuk itu kemudian tersedot oleh proyek mobnas Timor milik Tommy anak bungsu presiden Suharto, sehingga proyek mobnas Maleo pun terhenti.
2. Timor S2, Meskipun pada awalnya mengambil utuh KIA Sephia sebagai produk awalnya namun Timor telah menyiapkan sendiri rancangan Mobnas generasi keduanya yang dirancang oleh rumah desain Zagato Italia, namun terhenti juga langkahnya akibat Krisis Moneter 1998 dan kejatuhan rezim ayahnya.
3. Bakrie B-97, Grup Bakrie pun pernah menyiapkan mobil rancangannya berjenis MPV yang mana desain rancang bangun kendaraan ini telah dilakukan di Inggris, bahkan satu unit mobil contoh pun sudah dibuat dan diuji coba di sana, namun belum sempat keluar lagi-lagi tersandung krisis moneter tahun 1998 sehingga proyek tersebut tidak jadi dilanjutkan.
4 Macan, Kendaraan sejenis MPV dengan kapasitas mesin 1.800 cc dari PT. Texmaco, dengan menggandeng Mercedes Bens PT. Texmaco mengeluarkan kendaraan ini, dan satu unit prototype sudah dipamerkan di arena pekan Raya Jakarta pada pertengahan tahun 2001, tapi belum sempat diproduksi masal PT. Texmaco keburu gulung tikar.
5. Gang car dari PT. DI, meskipun bidang usahanya membuat pesawat tapi PT. DI juga membuat mobil imut berkapasitas 2 orang ditenagai mesin 125-200 cc yang didesain bisa masuk gang-gang sempit di perkotaan. namun sayang proyek ini tidak pernah terdengar lagi kabarnya sejak tahun 2003 setelah PT.DI dilanda kemelut dan merumahkan 9000-an karyawannya.
6. Marlip, Mobil listrik buatan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) memang fenomenal karena menggunakan energi alternatif selain BBM yaitu listrik. namun sayang modelnya masih jauh dari harapan sebuah mobil, entah apa yang ada dibenak orang-orang LIPI menampilkan mobil dengan energi alternatif tapi dengan desain sekelas bengkel las pinggir jalan, itulah Marlip.
7. Gea, City car produksi bareng PT Inka dan BPPT menggunakan mesin 650 cc yang merupakan mesin asli buatan dalam negeri dari hasil riset BPPT dengan nama "Rusnas" dan karena masih dalam tahap pengembangan maka body mobil masih menggunakan fiberglass. Namun apakah setelah produksi masal nanti mereka akan menggunakan baja dengan Model seperti ini?.... Harus diingat orang membeli mobil bukan karena mesinnya saja, tapi juga tampilannya yang menarik.
8. Arina, Karya Universitas Negeri Semarang (Unnes). Bisa dibilang langkah berani yang diambil akademisi dengan menciptakan sebuah mobil mendahului Perguruan tinggi sains ternama di Indonesia seperti ITB dan ITS, dan desain bodynya juga lebih menarik dibanding Gea dan Marlip, Namun mengandalkan mesin motor 150 - 250 cc sebagai penggeraknya? Tampaknya pihak Unnes harus memikirkan mesin yang memiliki kapasitas silinder lebih besar namun irit untuk menggendong body berkapasitas 4 penumpang, minimal 500 cc.
9. Tawon, Diciptakan oleh produsen gas pertama di Indonesia PT Super Gasindo Jaya, dengan sumber bahan bakar bensin dan gas. Penciptanya merencanakan mobil ini untuk mengganti bajaj, hmmm.. cukup seimbanglah bila disandingkan dengan bajaj malah bisa dibilang lebih bagus, namun untuk dijual komersial apalagi dengan harga Rp 48 juta nggak menjamin mobil ini bisa diterima pasar.
10. Komodo dari PT. Fin Tetra Indonesia, Layaknya seekor binatang purba dari zaman pra sejarah yang masih tinggal di bumi, maka tampilan Mobil Komodo pun garang, dan memang kendaraan tersebut di desain untuk menjelajah medan offroad. Namun sebenarnya kendaraan ini bukan masuk kategori mobil lebih pas kategori ATV bahkan mesinnya pun lebih kecil dari ATV, hanya 180 cc.
11. Esemka Digdaya, Yah sesuai namanya mobil ini adalah hasil karya anak-anak SMK 1 Singosari Malang, kendaraan ini berjenis MPV dan siapa sangka mobil hasil karya anak SMK yang nota bene masih berumur 16-17 tahun ini begitu sempurna melebihi produk mobnas pabrikan lainnya dalam PPI 2009 Di Kemayoran Jakarta. Meskipun mesinnya masih menggunakan mesin eks Timor 1.500 cc itu cuma masalah kecil, karena tinggal menggantinya saja dengan mesin berkapasitas lebih besar dengan komponen lokal yang tinggi, dijamin harga jualnya akan terjangkau. Dua jempol untuk SMK 1 Singosari Malang.
Untuk kendaraan-kendaraan yang belum sempat dipublikasikan tidak bisa saya tampilkan disini, meskipun beberapa sangat menarik untuk diulas seperti kendaraan sejenis sedan kecil dari PT. Texmaco dengan mesin 1000 cc yang direncanakan diberi nama kancil namun keburu mandeg karena PT. Texmaco gulung tikar.
Kendaraan Militer produksi nasional ;
1. APR 1 Pindad, lahir tahun 2005 karena kepepet waktu operasi Militer di Aceh ketika tank Scorpion ditarik dari medan laga akibat keberatan dari pihak Inggris jika alat perang buatannya di gunakan untuk perang melawan rakyat sipil. Maka lahirlah APR 1 (Angkut Personnel Ringan) kapasitas 12 orang plus persenjataan senapan mesin 12,5 mm atau AGL 40 mm bertengger di atasnya, di tenagai mesin Isuzu light truck 120 ps kendaraan ini bisa dipacu hingga 120 Km per jam. 40 Unit sudah bertempur di Aceh.
2. RPPM, Penyempurnaan dari APR1 oleh PT. Pindad, rencananya kendaraan ini akan dijadikan basis untuk wahana mobile anti aircraft missile dari Mistral. Penyempurnaan dan uji coba lanjutan masih dilaksanakan oleh Pindad, sehingga kendaraan ini masih belum digunakan oleh TNI.
3. APS Anoa, Panser 6x6 monocoque pertama buatan pindad berkapasitas 12 orang dengan mesin Diesel Renault dan senjata senapan mesin 12,5 mm atau AGL 40 mm, GPS serta anti jamming communication. Panser ini dibuat dalam berbagai varian oleh pindad diantaranya type komando, APC, recovery, ambulance dan pada perkembangan selanjutnya Pindad membuat versi kanon 90 mm, bahkan pindad juga menawarkan versi 4x4 berbasis panser anoa untuk kepolisian. 20 unit sudah di serahkan kepada Dephan tahun 2009 ini.
4. P1, P2 & P3 dari PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE), kendaraan tempur ringan ini dibuat berdasarkan pesanan TNI yang menginginkan kendaraan taktis yang lincah, kendaraan ini telah dipakai Marinir TNI AL serta telah diekspor ke Sri Lanka Lima Unit.
5. DMV3T & 3A bermesin diesel 3000 cc dan bertransmisi otomatis serta mempunyai dua type yaitu tubular dan armored. Kendaraan tempur ini hasil karya divisi engineering PT. Dirgantara Indonesia (DI), dan dipesan khusus oleh pasukan den Bravo 90 Angkatan Udara sebagai kendaraan taktisnya.
6. Truk Perkasa dari PT Texmaco, Truk dengan kandungan lokal 90% ini menggunakan mesin diesel lisensi dari Cummin Amerika, persneling ZF dari jerman, serta axle dari Eston Amerika. Armada TNI telah menggunakan truk ini serta beberapa perusahaan swasta nasional, Namun Texmaco yang terlilit utang mengakibatkan truk ini dihentikan produksinya.
Sebenarnya masih banyak kendaraan militer hasil karya anak bangsa seperti Jasgu, Nenggala, APC Ahmad Yani, Raptor dan Alligator yang merupakan produksi Bengkel pemeliharaan dan Litbang TNI AD namun karena semua kendaraan itu tidak memperoleh sambutan yang baik dari calon pengguna dan tidak diproduksi masal maka tidak saya masukkan dalam artikel ini.
Kesimpulan
Setelah kita melihat berbagai macam kendaraan yang dihasilkan oleh anak bangsa baik itu pihak industri swasta maupun pemerintah, maka sebenarnya tidak ada yang salah dengan kemampuan anak bangsa ini, yang jadi masalah adalah dukungan dan kemauan dari pemerintah akan industri otomotif nasional.
Dukungan ini bisa berbentuk keringaan kredit maupun insentif dari pemerintah untuk merangsang pihak swasta berinvestasi dalam industri otomotif dan pencanangan program mobil nasional. Saya yakin tidak perlu menunggu waktu lama apabila pemerintah bersungguh-sungguh maka mobil nasional akan terwujud.
Dengan artikel ini saya berharap ikut memompa semangat anak bangsa untuk terus berusaha menciptakan mobil nasional dan agar semangat ini tidak pernah padam sebelum mobil nasional menjadi tuan rumah di tanah airnya sendiri.
Diluar segala kekurangan yang ada setidaknya saya bisa memberikan gambaran akan kemampuan anak bangsa ini dalam bidang industri otomotif.
Minggu, 17 Mei 2009
Langganan:
Postingan (Atom)